Monday, November 9, 2009

makalah social exchange

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Teori Pertukaran Sosial secara umum menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial pun membahas pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut.
Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan dalam komunikasi.
Dengan berbagai macam pendekatan dalam teori pertukaran sosial ini, kami tertarik untuk membahas dua pendekatan dan memberikan contoh aplikasi teori- teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertukaran sosial serta teori yang melandasinya. Dalam makalah ini juga terdapat aplikasi sosial serta kajiannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pertukaran Sosial Menurut Beberapa Ahli
2.1.1 Teori Kelley dan Thibaut
Harold H. Kelly lahir pada tahun 1921. Kelley merupakan seorang ahli psikologi sosial dengan memfokuskan pada proses hubungan dan persepsi interpersonal dalam kelompok kecil. Bersama John Thibaut, Kelley memperkenalkan Teori Pertukaran Sosial. Penelitian Kelley dan Thibaut ini terutama mengenai faktor faktor yang mempengaruhi hubungan timbal baik, banyak merangsang penelitian-penelitian.
Karya Kelly dan Thibaut yang lain adalah Interpersonal relationships (1978), The Social Psychology of Groups (1959). Sedangkan karya Kelley sendiri diantaranya Personal Relationships: Their Structures and Processes (1979).
Dalam awal tulisannya ini Thibaut dan Kelley memberikan suatu gambaran perampokan yang terjadi Rumah Pertanian di Kansas yang dilakukan oleh Perry Smith dan Dick Hickock. Jumlah harta yang dirampok hanya $50 tetapi korban yang dibunuh untuk menghilangkan bukti dan saksi mata berjumlah empat orang.
Setelah perampoknya dapat ditangkap, ternyata mereka hanya dapat dipastikan untuk tidak dibebaskan bersyarat, tetapi bukti-bukti mengenai pembunuhan tidak didapatkan. Yang diperlukan untuk menghukum mereka adalah pengakuan dari mereka sendiri.
Telah terjadi kesepakatan pada kedua perampok itu untuk tetap bersatu untuk saling memperkuat alibi jika mereka tertangkap.. Tetapi ternyata muncul dilema yang dihadapi Smith dan Hickock, masing-masing meragukan kemampuan atau kehendak yang lain untuk bertahan. Smith menilai Hickock sebagai seorang pendusta. Begitu juga Hickock yang merasa takut mendapatkan hukuman gantung karena dia berpikir Smith akan menghianatinya.
Dilema inilah yang dikembangkan lebih jauh dalam teori Thibaut dan Kelley, mereka melihat bahwa setiap tahanan memiliki dilema yang sama: Mengaku bersalah atau tetap mempertahankan keadaan tak bersalah. Thibaut dan Kelly melihat hubungan Smith dan Dick sangat dipengaruhi oleh keuntungan yang bisa didapatkan.
2.1.2 Isi Teori
Teori pertukaran sosial berasumsi bahwa kita dapat dengan teliti mengantisipasi pemberian imbalan berbagai interaksi. Pikiran kita seperti komputer, dan suatu komputer hanya dapat menganalisa suatu data yang dimasukan kedalamnya. Apabila kita memasukan “sampah”, maka keluarnya pun akan “sampah”.
Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka utama dari model ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut : “ Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. (Rakhmat, 2003)
• Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Buat orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Buat si miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan.
• Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
• Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Anda banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran sosial, hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan dengan hubungan baru dengan orang lain.
• Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan interpersonalnya dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskan.
Situation A Situation B Situation C Situation D
Outcomes CLALT CLALT CL
CL CL Outcomes Outcomes
CLALT Outcomes CL CLALT
Empat Bentuk Situasi dalam Pertukaran Sosial

Enam Tipologi Hubungan
Relative Value of Outcome, CL, CLALT State of the Relationship
Outcome > CL > CLALT Memuaskan
Stabil
Ketergantungan
Outcome > CLALT > CL Memuaskan
Stabil
Tidak Tergantung
CLALT > CL > Outcome Tidak Memuaskan
Hubungan Putus
Senang di tempat lain
CLALT > Outcome > CL Memuaskan
Tidak Stabil
Lebih menyenangi tempat lain
CL > CLALT > Outcome Tidak menyenangkan
Hubungan Putus
Terus tidak senang
CL > Outcome > CLALT Lebih tidak memuaskan
Tidak dapat berpisah
Ketergantungan dan tidak menyenangkan
Thibaut dan Kelley menyatakan bahwa ada suatu standar dimana kita bisa mengevaluasi hasil yang kita terima. Mereka menyebutnya Tingkat Perbandingan Alternatif (CLALT ), dan tingkatan itu dibentuk oleh pemberian imbalan terbaik yang diterima dari luar. Tingkat perbandingan alternatif adalah hasil terburuk yang akan diperoleh seseorang dan masih ada dalam suatu hubungan. Berbagai kemungkinan yang tersedia di luar lebih menarik Dari tabel di atas kita bisa melihat bagaimana suatu hubungan dapat kita nilai pada saat sekarang.
1. Outcome > CL > CLALT. Suatu hasil yang diperoleh lebih besar didapatkan dari hubungan yang sedang kita jalin daripada dari hubungan lain yang berasal dari luar. Pada model seperti ini hubungan akan berjalan dengan memuaskan, stabil dan timbul ketergantungan pada hubungan yang sedang dijalin. Alternatif dari luar tidak berpengaruh terhadap hubungan yang terjalin.
2. Outcome > CLALT > CL. Hubungan yang terjalin berjalan memuaskan dan relatif stabil. Walaupun alternatif dari luar bisa saja memberikan kemungkinan lebih baik dari hubungan yang sedang dijalin. Karenanya dalam bentuk seperti ini tidak terjadi ketergantungan karena ada kesempatan lain yang bisa memenuhi hasil yang ingin kita terima.
3. CLALT > CL > Outcome. Hasil yang didapatkan dari hubungan yang kita jalin ternyata sangat kecil. Pada bentuk ini hubungan tidak memuaskan dan kemungkinan besar terjadi pemutusan hubungan. Hal ini juga dikarenakan alternatif yang ada dari luar dirasakan memberikan janji hidup yang lebih baik. Kita lebih menyenangi berhubungan dengan alternatif dari luar tadi karena hasilnya jauh lebih besar.

4. CLALT > Outcome > CL. Pada bentuk ini hubungan yang terjalin memuaskan, akan tetapi sangat tidak stabil karena ganjaran yang diberikan oleh alternatif dari luar memberikan hasil yang lebih besar yang dapat kita terima. Walaupun memuaskan kita lebih senang menjalin hubungan dengan alternatif tadi.
5. CL > CLALT > Outcome. Hasil yang didapatkan dari hubungan dalam bentuk ini tidak besar. Walaupun hubungan yang kita jalin lebih menarik daripada alternatif yang lain ternyata tidak memberikan harapan yang baik. Pada bentuk ini hubungan tidak memuaskan dan bisa menyebabkan perpecahan/pemutusan, akan tetapi alternatif yang ada pun tidak lebih menarik sehingga kita tetap pada keadaan tidak senang.
6. CL > Outcome > CLALT. Hasil yang diperoleh dari hubungan yang dijalani ternyata tidak besar, dan hasil yang diperoleh dari hubungan alternatif lebih besar. Akan tetapi hubungan yang kita jalani ternyata lebih menyenangkan daripada hubungan dengan alternatif dari luar tadi. Sehingga hubungan yang terjadi lebih tidak menyenangkan, tidak dapat berpisah, dan masih tergantung pada hubungan yang dijalani walaupun tidak menyenangkan.
Dalam teori Pertukaran sosial Thibaut dan Kelley juga membicarakan mengenai tiga format kendali, yaitu :
1. Kendali Refleksif (Reflexive Control). Kemampuan untuk memberi penghargaan pada diri sendiri.
2. Kendali Nasib (Fate Control) . Kemampuan untuk mempengaruhi hasil yang lain dengan mengabaikan apa yang ia kerjakan.
3. Kendali Perilaku (Behavior Control). Kemampuan orang-orang untuk mengubah perilaku orang lain melalui variasi mereka sendiri.
2.2 Teori Pertukaran Sosial Peter M. Blau
2.2.1 Biografi Singkat
Peter Blau merupakan figur terdepan dalam Sosiologi pada pertengahan kedua abad 20. Kontribusi utama dari Blau adalah Studi mengenai Struktur Makrososial –Analisis sistem yang lebih luas dari organisasi, kelas-kelas sosial, dan dimensi-dismensi dalam masyarakat dibentuk. Pada saat bersamaan dia membuat tulisan mengenai pengaruh studi mikro sosiologi dalam hubungan sosial. Blau merupakan salah satu pendiri Organisasi Sosiologi. Blau sangat produktif dalam karirnya. Karyanya antara lain The Dynamics of Bureaucracy (1955), Exchange and Power in Social Life (1964), A formal theory of differentiation in organizations (1970), The Organization of Academic Work (1973), Parameters of social structure (1974), Inequality and Heterogeneity: A Primitive Theory of Social Structure (1977), Structural Contexts of Opportunities (1994), A circuitous path to macrostructural theory (1995), The American Occupational Structure(1967), The Structure of Organizations (1971), Crossing Social Circles (1984), Formal Organizations: A Comparative Approach (1962). Peter Blau menjadi Presiden American Sociological Association tahun 1972- 1973, dan dan terpilih oleh The Nation Academy of Science tahun 1980.


2.2.2 Isi Teori
Blau mengatakan tidak semua perilaku manusia dibimbing oleh pertimbangan pertukaran sosial, tetapi dia berpendapat kebanyakan memang demikian. Dua persyaratan yang harus dipenuhi bagi perilaku yang mengurus kepada pertukaran sosial :
1. Perilaku tersebut “harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat
dicapai melalui interaksi dengan orang lain”
2. Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan- tujuan tersebut.
Perhatian utama Blau ditujukan pada perubahan dalam proses-proses sosial yang terjadi sementara orang bergerak dari struktur sosial yang sederhana menuju struktur sosial yang lebih kompleks, dan pada kekuatan-kekuatan sosial baru yang tumbuh dari yang terakhir. Tidak semua transaksi sosial bersifat simetris dan berdasarkan pertukaran sosial seimbang.
Pengendalian diri yang bersifat interpersonal adalah sangat penting dalam masyarakat modern, sedangkan sumber dasar untuk membendung perilaku interpersonal tersebut adalah kekuasaan, hubungan antara ketergantungan dan kekuasaan :
1. Pelayanan yang baik
2. Pelayanan diperlukan dimana-mana
3. Perminataan akan pelayanan dapat dipaksakan
4. Penarikan diri dapat dilakukan tenpa mengharapkan layanan.
Walaupun pertukaran berfungsi sebagai basis interaksi personal yang paling dasar, akan tetapi nilai-nilai sosial yang diterima bersama berfungsi sebagai media transaksi sosial bagi organisasi serta kelompok-kelompok sosial :

Empat tipe nilai perantara :
1. Nilai-nilai yang bersifat khusus berfungsi sebagai media bagi kohesi dan solidaritas sosial.
2. Ukuran-ukuran tentang pencapaian dan bantuan sosial yang bersifat umum melahirkan sistem stratifikasi sosial.
3. Sebagaimana dapat dilihat, nilai-nilai yang disyahkan itu merupakan medium pelaksanaan wewenang dan organisasi-organisasi usaha-usaha sosial berskala besar untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif.
4. Gagasan-gagasan oposisi adalah media reorganisasi dan perubahan, oleh karena hal ini dapat menimbulkan dukungan bagi gerakan oposisi dan memberi legitimasi bagi kepemimpinan mereka.
Blau percaya bahwa kompleksitas pola-pola kehidupan sosial yang dijembatani oleh nilai-nilai bersama itu akan melembaga. Lembaga-lembaga demikian akan abadi bilamana dipenuhi tiga persayaratan :
1. Prinsip-prinsip yang di organisir harus merupakan bagian dari prosedur-prosedur yang difornalisir (konstitusi atau dokumen lainnya), sehingga setiap saat bebas dari orang yang melaksanakannya.
2. Nilai-nilai sosial yang mengesahkan banyak bentuk institusional itu harus diwariskan kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi.
3. Kelompok-kelompok dominan dalam masyarakat harus menganut nilai-nilai itu serta harus meminjamkan kekuasaanya untuk mendukung lembaga-lembaga yang memasyarakatkan nilai-nilai tersebut.


Ide utama Blau mengenai kelompok sosial yang bersifat “Emergent”
1. Dalam hubungan pertukaran yang elementer, orang yang tertarik satu sama lain melalui berbagai kebutuhan dan kepuasan timbal balik.
Asumsinya : bahwa orang yang memberikan ganjaran, melakukan hal itu sebagai pembayaran bagi nilai yang diterimanya.
2. Pertukaran demikian mudah sekali berkembang menjadi hubungan-hubungan persaingan dimana setiap orang harus menunjukkan ganjaran yang diberikannya dengan maksud menekan orang lain dan sebagai usaha untuk memperoleh ganjaran yang lebih baik.
3. Persaingan tersebut melahirkan asal mula sistem stratifikasi di mana individu-individu dibedakan atas dasar kelangkaan sumber-sumber yang dimilikinya. Di sini kita melihat akar-akar dari konsep “Emergent” tentang kekuasaan.
4. Kekuasaan dapat bersifat syah (wewenang) atau bersifat memaksa, wewenang tumbuh berdasarkan nilai-nilai yang syah, yang menunjukkan berbagai kelompok dan organisasi yang bersifat “emergent” berfungsi tanpa mendasarkan dan di atas hubungan tatap muka.
Social Exchange yang dimaksudkan dalam teori Blau ialah terbatas pada tindakan-tindakan yang tergantung pada reaksi-reaksi penghargaan dari orang lain dan berhenti apabila reaksi-reaksi yang diharapkan itu tidak kunjung muncul.
Blau menekankan pentingnya dukungan sosial sebagai suatu kebutuhan yang bersifat egoistik untuk dipikirkan sebaik-baiknya oleh orang lain, tetapi untuk memperoleh penghargaan serupa ini individu harus dapat mengatasi dorongan egoistik yang sempit dan memperhitungkan kebutuhan dan keinginan orang lain.


Penghargaan Instrinsik dan Ekstrinsik
Hubungan sosial dapat dikategorikan dalam dua kategori umum yang didasarkan pada apakah reward yang ditukarkan itu bersifat instrinsik atau ekstrinsik. Reward yang intrinsik berasal dari hubungan itu sendiri. Hubungan ekstrinsik berfungsi sebagai alat bagi suatu reward yang lain dan bukan reward untuk hubungan itu sendiri.
Perbedaan antara pertukaran instrinsik dan ekstrinsik sejajar dengan perbedaan antara pertukaran sosial dan pertukaran ekonomi. Dalam beberapa aspek yang penting kedua tipe ini berbeda secara kontras. Salah satu perbedaan utamanya ialah bahwa pertukaran sosial tidak tunduk pada negosiasi dan tawar menawar yang disengaja seperti dalam ekonomi. Pada sosial reward banyak berjalan dengan sistem ketidak sengajaan dibicarakan dahulu.
Ikatan sosial secara intrinsik mendatangkan penghargaan yang dimanifestasikan dalam suatu persahabatan intim, menggambarkan perihal reward yang intrinsik dan ekstrinsik yang bersifat ekstrim. Namun pembeda antara yang intrinsik dan ekstrinsik harus dilihat dalam suatu continum. Reward yang intrinsik muncul dalam hubungan pada waktu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya secara bertahap masuk suatu pertukaran reward yang lebih banyak macamnya dan ini akan menampakkan keunikan dari pola interaksi yang ditampilkan.
Dalam banyak hal pada tahap-tahap awal dalam banyak hubungan intrinsik orang sering mengadakan perbandingan antara satu teman dengan teman lainnya yang potensial untuk pertukaran. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap-tahap awal daya tarik untuk mengadakan pertukaran lebih bersifat ekstrinsik. Artinya, reward yang diinginkan tidak secara intrinsik melekat pada seorang teman tertentu.
Transformasi hubungan dari daya tarik ekstrinsik ke daya tarik intrinsik akan paling jelas diterapkan oleh individu manakala mereka memiliki tingkat kebebasan tertentu dalam memilih alternatif beberapa teman yang ada.
Teori Blau sangat jelas melihat hubungan-hubungan dalam pilihan. Seperti dikatakan oleh Blau bahwa seorang individu merasa tertarik satu sama lain kalau dia mengharapkan sesuatu yang bermanfaat bagi dia sendiri karena hubungan itu.
Proses pertukaran dalam kelompok kecil memang cenderung bersifat sederhana dibandingkan dengan kelompok yang lebih besar, sebab dalam kelompok yang lebih besar banyak sekali pertukaran yang bersifat tidak langsung dan bersifat lebih komplek.
Proses internalisasi akan nilai-nilai dan norma-norma yang cocok, menjadi jauh lebih penting dalam membentuk perilaku dan pola interaksi dari persetujuan pertukaran yang dirembukkan untuk suatu tujuan tertentu.
Kepercayaan mendalam akan nilai dan norma yang abstrak dan proporsi yang meningkat dalam pertukaran yang tidak langsung, dapat dilihat sebagai gejala yang muncul (emergent phenomena) artinya, karakteristik-karakteristik ini mungkin hanya dikembangkan secara minimal dalam semua sistem pertukaran yang kecil, tetapi karakteristik itu sangat penting untuk pekerjaan rutin dalam sistem pertukaran yang besar. Ini merupakan tekanan yang penting dalam teori Blau. Meskipun perkumpulan-perkumpulan yang besar itu berlandaskan pada proses pertukaran dasar, mereka juga memperlihatkan sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik yang muncul (emergent properties), yang pengaruhnya mungkin kelihatan lebih besar dari pada dinamika-dinamika dalam proses-proses kecil yang terjadi dalam transaksi pertukaran langsung antar individu.

2.3 Penerapan Teori Pertukaran Sosial
Kalau kita berteman dengan seseorang, mungkinkah kita tidak mengharapkan sesuatu apapun darinya? Kita ingin dia membantu kita dalam kesusahan, mendengar dan memberi nasihat tatkala kita membutuhkan, menghibur tatkala lagi be-te, dan seterusnya. Mengapa hal ini terjadi? Karena memang persahabatan juga membutuhkan ”biaya”, dan setelah biaya itu dibayarkan dalam persahabatan tentu kita membutuhkan imbalan dari biaya tersebut.
Hal-hal individualistik seperti ini yang menjadi dasar pijak teori pertukaran sosial, sebuah teori sosial yang bersandar pada perilaku antar individu. Berdasarkan teori Kelly dan Thibaut yang memaparkan setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. Ini berarti, walau bagaimanapun, dalam sebuah hubungan interpersonal, seorang individu pasti mengharapkan ”biaya” atau pengorbanan yang sama bahkan lebih dari ”biaya” yang telah keluarkan oleh individu tersebut.
Hal di atas tidak jauh berbeda apabila individu tersebut sedang bergabung dalam sebuah kelompok. Misalnya seorang remaja yang bergabung dengan sebuah gank. Sesaat setelah terbentuknya gank, setiap anggota saling memberikan ”hadiah” yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan ikatan gank tersebut. Hadiah yang dimaksud bisa berupa materi maupun nonmateri. Dalam pertukaran ”hadiah” tersebut tentu saja tidak bisa selamanya setara. Maka ketimpangan pertukaran ”hadiah” tersebut bisa menimbulkan perbedaan kekuasaan dalam gank tersebut. Contohnya, dalam sebuah gank yang terdiri dari lima orang remaja, si A lebih sering mentraktir ataupun memberikan fasilitas yang lebih pada teman-temannya. Perlakuan si A tersebut merupakan sebuah ”hadiah”. Maka, kemungkinan besar, pendapat si A akan lebih didengar oleh teman-temannya, sebagai imbalan dia telah memberikan ”hadiah” yang lebih dibandingkan ”hadiah" diberikan empat orang temannya yang lain.






















BAB III
KESIMPULAN
• Pertukaran sosial menurut Kelly dan Thibaut pada intinya berasumsi bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
• Pertukaran sosial menurut Blau tidak jauh berbeda dengan teori Kelly dan Thibaut. Namun teori Blau lebih ditekankan pada konteks individu dalam kelompoknya.