Wednesday, March 24, 2010

PERILAKU PRO SOSIAL & PERILAKU ANTI SOSIAL


A.    Pro Sosial atau Altruism
Sikap prososial atau altruisme merupakan sikap keikhlasan untuk menolong atau membantu orang lain, yakni perilaku yang cenderung memberi kontribusi baik fisik maupun psikis yang memberikan kebaikan atau kesejahteraan kepada orang lain (Wispe, 1972 dalam Brigham,1991).
 
Perilaku prososial menurut William (1981) adalah tingkah laku seseorang yang bermaksud merubah keadaan psikis atau fisik penerima sedemikian rupa, sehingga si penolong akan merasa bahwa si penerima menjadi lebih sejahtera atau puas secara material ataupun psikologis.
 
Altruisme sering dimotivasi secara egois. Walau bagaimanapun, orang-orang terkadang secara keseluruhan altruistic dan tidak sedikitpun egois. Batson (1995) mengungkapkan kita terkadang menolong orang lain karena merasa empati, yang berarti kita merasakan rasa sakit, penderitaan atau emosi lainnya yang orang lain rasakan. Artinya kita cenderung menolong orang apabila kita pernah mengalami beberapa perasaan yang mereka rasakan.
 
Disebutkan diatas altruisme termotivasi secara egois. Maksudnya, kita akan menolong seseorang karena adanya dua alasan. 
(1) kita ingin menghindari rasa sakit melihat orang lain menderita atau juga perasaan bersalah tidak membantu orang lain yang kesulitan dan 
(2) kita ingin berbagi kebahagiaan yang seseorang rasakan saat kehidupannya berubah atau berkembang. 

Dapat disadari bahwa antara keduanya merupakan perbedaan jenis egois. Yang pertama, menghindari perasaan sakit pribadi dan yang kedua mencari kesenangan pribadi. Mengingat pentingnya sikap prososial dalam menciptakan kebahagiaan dan kesehatan secara psikologis, maka hal itu perlu diajarkan sejak dini. Banyak perilaku sosial dipelajari oleh anak dari orang tuanya. Sosialisasi menunjukkan proses pembentukan perilaku soial seseorang untuk memenuhi harapan budaya dimana dia tinggal. Beberapa nilai mengajarkan pada masa kanak-kanak melibatkan perilaku prososial. 

Orang tua tentu saja merupakan faktor yang paling menentukan dalam proses sosialisasi melalui social power mereka (pemberian hadiah, paksaan, legetimasi dan kepakaran), kemampuan mereka dalam mengajar anak-anak mereka akan arti perilaku dan status mereka sebagai model. Sekolah juga menampilkan peran yang vital dalam pembentukan perilaku prososial. 

Beberapa strategi yang bisa dipakai guru untuk meningkatkan perilaku prososial murid (Santrock;2008, Honig & Wittmer, 1996; Wittmer & Honig, 1994); a. Hargai dan tekankan konsiderasi kebutuhan orang lain. 
b. Jadilah contoh perilaku prososial 
c. Beri label dan identifikasi perilaku prososial dan antisosial d. Nisbahkan perilaku positif untuk setiap murid e. Perhatikan dan dorong perilaku secara sosial secara positif tetapi jangan terlalu banyak menggunakan ganjaran eksternal. 
f. Bantu anak untuk mengambil sikap dan memahami perasaan orang lain 
g. Gunakan strategi disiplin yang positif. 
h. Pimpin diskusi tentang interaksi prososial 
i. Kembangkan proyek kelas dan sekolah yang bisa meningkatkan altruisme.

2.    Anti Sosial, Asosial, Introvert
Anti Sosial Seseorang yang antisosial menunjukkan ketidakacuhan, ketidakpedulian, dan/atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma sosial dan budaya. Orang yang antisosial biasanya blak-blakan dan tidak memedulikan hak dan perasaan orang lain.
Istilah antisosial secara formal disebut Penyimpangan Kepribadian yang Antisosial(Antisocial Personality Disorder). Orang dengan penyimpangan ini, kebanyakan laki-laki, memiliki luas emosi yang terbatas, rasa empatinya sedikit, dan biasanya merasa kosong atau hampa.
 
Ciri ciri gangguan kepribadian Anti Sosial meliputi :
* Berumur paling sedikit 18 tahun dan telah menunjukkan pola ketidakpedulian yang sangat kuat dan pelanggaran hak hak orang lain sejak umur 15 tahun.
* Tidak mematuhi norma norma sosial, terbukti dari tindakan tindakan melanggar hukum yang dilakukannya
* Suka memperdayai orang lain, termasuk berbohong, menggunakan nama nama alias atau menipu orang lain untuk memperoleh keuntungan atau kesenangan
* Sesuka hati atau tidak mampu membuat rencana ke depan
* Mudah marah atau bersifat agresif seperti ditunjukkan oleh seringnya berkelahi atau melakukan penyerangan
* Tidak peduli pada keselamatan orang lain
* Secara konsisten tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan atau dalam membayar tagihan
* Tidak menyesal karena telah menyakiti orang lain
* Ada tanda tanda gangguan tingkah laku yang muncul sebelum umur 15 tahun
* Tidak muncul secara eksklusif selama perkembangan skizofrenia atau selama episode manik.