Tuesday, November 6, 2012

Autisme


Autisme dalam istilah kedokteran adalah satu jenis penyakit pertumbuhan pervasive. Dimana penyakit pertumbuhan pervasive tersebut termasuk pada suatu golongan penyakit dimana terdapat keterlambatan dan penyimpangan kemampuan sosial, kemampuan berbahasa dan komunikasi, serta keanehan perilaku (tim akademik kedokteran UNISBA).
Autisme dapat juga didefinisikan sebagai  kelainan perkembangan yang luas dan berat, dan mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan tersebut mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku (Suriviana,2005).
Dalam kamus psikologi umum, autisme adalah preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari.
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal (Wikipedia).
Autisme dalam Data Statistical Manual R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah (umbrella term) PDD, yaitu:
1) Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.
2) Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.
3) Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).
4) Rett’s Syndrome Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun. 5) Childhood Disintegrative Disorder (CDD) Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.

           Gejala penyakit autis
Gejala autisme infantile timbul sebelum anak berusia 3 tahun. Secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun. Bahkan pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.
Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.
Adapula criteria untuk mendiagnosis penyakit autis (Tim akademik kedokteran Unisba), yaitu:
1.      Adanya kelainan interaksi sosial yang dimanifestasikan dalam hal dibawah ini:
a.       Adanya kelainan dalam penggunaan perilaku nonverbal seperti kontak mata ke mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gesture dalam regulasi interaksi sosial.
b.      Tidak menunjukkan perkembangan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan umurnya.
c.       Tidak adanya pencarian secara spontan untuk berbagi kebahagiaan/kesukaan dengan orang lain.
2.      Adanya kelainan dalam komunikasi yang dimanifestasikan minimal satu dari hal-hal dibawah ini:
a.       Keterlambatan/tidak adanya perkembangan bahasa verbal (tidak disertai dengan usaha untuk menggunakan bahasa alternative seperti gesture tubuh/mimik wajah)
b.      Pada individu yang memiliki kemampuan berbicara, terdapat ketidakmampuan untuk memulai/menjaga percakapan dengan orang lain.
c.       Adanya penggunaan bahasa yang meniru & berulang-ulang.
d.      Tidak adanya permainan peniruan sosial (missal: main ayah-ibu) sesuai dengan umurnya.
3.      Adanya peniruan/pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas yang dimanifestasikan dalam salah satu hal berikut :
a.       Mencakup perilaku terbatas yang berulang-ulang dengan intensitas yang abnormal.
b.      Inflexible terhadap hal rutin/ritual yang spesifik&tidak berguna.
c.       Kesukaan pada bagian tertentu dari sebuah objek.
4.      Keterlambatan/abnormalitas pada minimal salah satu dari hal-hal dibawah ini, yang terjadi sebelum umur 3 tahun:
a.       Interaksi sosial
b.      Penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial.
c.       Permainan simbolik atau imaginative.